PEMKOT TUMBUHKAN KEWIRAUSAHA PEREMPUAN
Selasa, 25 November 2008
Peran perempuan dalam keluarga tidak bisa dianggap sepele, karena wanita memegang
peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga termasuk
didalamnya peningkatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Salah satu upaya Pemkot
Denpasar dalam menambah keterampilan kaum perempuan melalui pemberian pelatihan
industri kecil pangan membuat kue bagi ibu rumah tangga. Hal ini dikatakan Sekda
Kota Denpasar, Drs. Nyoman Aryana, M.Si. ketika ditemui disela-sela pelatihan
industri kecil pangan di Br. Kesambi Kesiman Kertalangu Dentim, Senin (24/11).
Selain bercita rasa khas, jika diolah dengan sedikit ketrampilan kue berbahan non
beras ini juga mempunyai penampilan yang tak kalah menariknya dibandingkan kue
berbahan beras. Hanya saja menurut Aryana agar peserta pelatihan dalam penyajiannya
nanti memperhatikan nilai kesehatan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif.
â€Saya yakin jika ditekuni dengan serius akan bisa bersaing dengan kue-kue dari
daerah lain bahkan luar negeri sekalipun,†kata mantan Kadis Capil Kota Denpasar.
Kabag Ekonomi Kota Denpasar, Ir. IGN. Edy Mulya, SE.M.Si kegiatan ini untuk
mendukung keberpihakan pada pengembangan usaha kecil. Pelatihan ini berlangsung
hingga 28/11 , peserta sebanyak 20 orang selain mendapatkan teori juga langsung
praktek cara membuat aneka kue. Selain itu peserta yang merupakan ibu rumah tangga
juga mendapat bantuan peralatan membuat kue. Pelatihan yang menyasar ibu rumah
tangga ini sebagai upaya pemerintah untuk mengubah prilaku masyarakat yang awalnya
konsumtif menjadi produktif “Dengan pelatihan ini kami harapkan masyarakat lebih
terbuka wawasannya bahwa bahan-bahan makan seperti ubi dan singkong mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi,†kata Edy Mulya. Menurut Dia dengan pelatihan ini akan membuka
peluang dan kesempatan kerja. “Selain untuk mengurangi pengangguran juga untuk
memberdayakan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga,†ujarnya.
Sementara itu menurut A.A. Sri Widiarti salah seorang instruktur dari SMKN 4
Denpasar mengungkapkan kelemahan pembuat kue tradisional adalah dalam penyajian,
hygienitas yang kurang dan jarang memakai takaran. Padahal penyajian yang menarik
tentu akan menambah minat pembeli sedangkan hygienitas membuat kue tidak cepat basi.
“Pemakaian alat ukur yang tepat juga membuat cita rasa kue terkontrol dan pasti pas
asal sesuai takaran resep,†jelas
A.A. Sri didampingi rekannya Made Subrata. “Kebiasaan mengira-ngira tanpa alat ukur
membuat cita rasa tidak stabil,†tambahnya. Pihaknya juga menyarankan penggunaan
bahan pewarna alami seperti biru dari bunga teleng, kuning dari kunyit, hijau dari
daun pandan dan sebagainya. Penggunaan pewarna dan pengawet alami selain lebih sehat
juga membuat kue jadi lebih murah.
Penyerahan bantuan peralatan membuat kue selain diserahkan oleh Sekda Aryana, juga
diserahkan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Ida Ayu Selly Rai Mantra dan Camat
Dentim Ketut Dunia.
Oka /Humas Denpasar